Delegasi Sastra Inggris UIN Sunan Kalijaga Perkuat Jejaring Riset di ELITE ICON ke-13 Malang
Tim delegasi Prodi Sastra Inggris menghadiri Konferensi Internasional Asosiasi ELITE (ELITE ICON).
Malang, 6–7 Oktober 2025 — Ratusan akademisi memadati kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dalam Konferensi Internasional Asosiasi ELITE (ELITE ICON) ke-13. Di antara mereka, empat dosen Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga, Dr. Dwi Margo Yuwono, Dr. Ulyati Retno Sari, Dr. Witriani, dan Dr. Arif Budiman, mengalirkan gagasan dari forum pleno hingga sesi paralel, serta menyiapkan agenda kolaborasi yang terstruktur untuk periode mendatang.
Pembukaan konferensi pada Senin (6/10) diawali sambutan Presiden ELITE, Prof. Dr. Hj. Like Raskova Octaberlina, diikuti laporan kerja asosiasi dan pidato Direktur Sekolah Pascasarjana. Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim meresmikan hajatan akademik ini sebagai keynote speaker. Pada momen seremoni, Asosiasi ELITE menandatangani kerja sama dengan sejumlah PTKIN—termasuk Program Studi Sastra Inggris UIN Sunan Kalijaga—yang membuka akses kolaborasi pengajaran, riset bersama, pertukaran narasumber, dan publikasi kolektif.
Forum pleno menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri, antara lain Dr. Melanie Gobert (RELO U.S. Embassy), Prof. Dr. H. Sujito (UIN Surakarta), Prof. Didin Nuruddin Hidayat, M.A., TESOL, Ph.D. (UIN Jakarta), Dr. Andi Asrifan (Universitas Negeri Makassar), Prof. Alex Ding (University of Leeds), Prof. Dr. Muhammad Kamarul (Universiti Sains Malaysia), dan Prof. Yunisrina Qismullah Yusuf (Universitas Syiah Kuala). Diskusi bergerak dari kelas ke kebijakan, menekankan pendekatan pengajaran bahasa yang peka konteks dan berbasis bukti.
Siang harinya, sekitar 300 pemakalah mengisi sesi paralel luring dan daring. Delegasi UIN Sunan Kalijaga menyampaikan hasil riset:
• Ulyati Retno Sari menelaah struktur naratif serta rekonsiliasi dalam episode Hadith al-Ifk melalui Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources karya Martin Lings;
• Dwi Margo Yuwono membahas kekurangan penerjemahan nomina pada subtitle bahasa Inggris “Losmen Bu Broto”;
• Witriani menekankan pentingnya pertimbangan kultural untuk pengajaran–pembelajaran bahasa Inggris yang utuh;
• Arif Budiman bersama Putri Khaleida (mahasiswa) memetakan pola dan fungsi bahasa Inggris pada penanda toko produk Muslim di Yogyakarta.
Masukan yang diperoleh meluas dari aspek teknis ke penguatan kurikulum dan metodologi. Pada malam hari, gala dinner berlanjut ke rapat kerja pengurus ELITE. Partisipasi Arif Budiman dan Ulyati Retno Sari sebagai pengurus nasional menempatkan UIN Sunan Kalijaga dalam arus perumusan agenda asosiasi—mulai kalender kuliah tamu, lokakarya pedagogi, hingga skema konferensi bersama.
Keesokan hari (7/10), pleno lanjutan yang dipandu Dr. Melanie Gobert merangkum isu kunci: penguatan literasi akademik, strategi pengajaran yang adaptif, dan pentingnya berbagi sumber daya antarinstitusi. Penutupan disusul site visit terkurasi di Malang—ruang jeda yang kerap memantik percakapan lanjutan dan rencana kerja cepat.
Rencana Tindak Lanjut dan Dampak
Delegasi mencatat agenda terstruktur untuk implementasi pascakonferensi: penyusunan MoA/IA turunan dari kemitraan ELITE–PTKIN, penyelarasan topik riset kolaboratif lintas kampus, penjadwalan kuliah tamu pada semester mendatang, perancangan lokakarya ELT, serta pemetaan kanal publikasi bersama. Seluruhnya ditargetkan berkontribusi pada percepatan Tridarma, peningkatan kualitas pembelajaran, dan penguatan ekosistem riset di Prodi Sastra Inggris UIN Sunan Kalijaga.
Di luar ruang sidang, detail perjalanan menambah dimensi humanis: keberangkatan Minggu siang dengan KA Malioboro Ekspres, riuh sapa rekan lama di meja registrasi, hingga kepulangan Selasa sore dengan KA Malabar 67. Rangkaian sederhana yang mengikat pengalaman konferensi menjadi kisah yang hangat, pengingat bahwa kemitraan ilmiah sering tumbuh dari perjumpaan yang akrab.
ELITE ICON ke-13 menutup tirai dengan catatan optimistis: jejaring meluas, riset terdiseminasi, dan rencana bersama siap dieksekusi. Prodi Sastra Inggris UIN Sunan Kalijaga menatap periode akademik berjalan dengan fokus pada mutu pembelajaran, visibilitas publikasi, dan budaya ilmiah yang semakin hidup dari kelas, kampus, hingga ruang publik. (DPF/URS/HFS)