Antusiasme ‘Ambyar’ Peserta Seminar “Literature and Critical Thinking” Oleh Himpunan Mahasiswa Prodi Sastra Inggris

Hari Sabtu (21/09) pukul 09.00 hingga 12.00 WIB telah terlaksana sebuah seminar dengan tema “Literature and Critical Thinking” yang sangat meriah. Acara tersebut dihadiri sekitar lebih dari 80 peserta, baik dari prodi sastra Inggris ataupun prodi lain, bahkan dari universitas lain, seperti UNY, UGM, Sekolah Tinggi Islam Pandanaran, dsb. Pemateri acara ini adalah bapak Danial, M.Hum., dosen sastra Inggris UIN SUKA yang berkecimpung di bidang sastra, lalu Dr. Ari Wulandari, M.A. atau dikenal dengan nama penanya Ari Kinoysan, seorang pendiri Griya Kinoysan University yang ahli di bidang menulis (fiksi, scriptwriter) yang juga seorang alumni jurusan sastra. Kedua pembicara tersebut dipandu oleh moderator yang merupakan alumni sastra Inggris 2009 sekaligus telah menjadi dosen di CILACS UII; Fahrurrazzi, M.A.
Salah satu panitia seminar menyampaikan bahwa panitia sengaja memilih tema “Literature and Critical Thinking” dikarenakan selain hal tersebut merupakan basic dari jurusan sastra inggris yang harus diketahui atau dipahami, alasan yang kedua ialah banyaknya fenomena yang terjadi di masyarakat yang membutuhkan kacamata dari sudut pandang pemikiran kritis dalam melihat fenomena tersebut. Dalam penjelasan pembicara pertama, Bu Ari Kinoysan menjelaskan mengenai sastra yang bersifat fiksi, terlebih karena beliau merupakan penulis fiksi sekaligus scriptwriter. Beliau membagikan pengalamannya seperti apa dunia sastra yang ada dalam ruang sehari-hari masyarakat; terutama melalui media televisi. Beliau juga menceritakan hal-hal dalam menggeluti dunia perfilman. Selanjutnya, pembicara kedua adalah bapak Danial, M.Hum. yang menyisipkan sebuah lagu dalam pembahasannya; tentunya lagu itu merupakan lagu fenomenal di masyarakat, yaitu Banyu Langit yang dinyanyikan oleh Didi Kempot. Pada sesi ini, pembicara mengajak peserta seminar berpikir kritis mengenai fenomena lagu tersebut, misalnya adanya pergeseran konsumen dari lagu tersebut. Zaman dahulu lagu semacam ini jarang terdengar di kalangan menengah ke atas, sekarang lagu ‘campursari’ dinikmati oleh semua kalangan bahkan menciptakan adanya komunitas-komunitas baru seperti “Konco Ambyar”. Tentunya masih banyak hal lain lagi yang tidak dapat dituliskan keseluruhan.
Acara seminar ini dapat dibilang sukses. Hal ini dapat dilihat dari peserta yang hadir sekaligus antusiasme mereka dalam mendengarkan serta respon atau tanggapan saat pembicara menjelaskan kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab, salah satunya mahasiswa sastra Inggris yang bertanya mengenai dunia sastra dalam lingkup perfilman atau sinetron Indonesia. Acara ini menjadi menarik selain karena kedua pembicara yang luar biasa juga dikarenakan adanya penampilan hiburan yang berupa menyanyi dan lantunan piano yang menggerakkan peserta ikut bernyanyi bersama-sama.